96th

Dan pujangga itu bicarakan;
"Celaka yang paling celaka, bila di tengah ramai, apa yang kau rasa,
Masih seorang."

Dan di mula saat itu;

Bermacam dan berbagai di akalan
yang diciptakan aku
wahid dimensi berbeza
bertemankan si kecil dan si besar; hati
--Monolog.

Menzahir kontra antara raga sendiri
dengan sekeliling
nyata ligat bermain
hingga terjaga dari lena.

Dan di mula saat itu;

Panahan petir bertalu talu
menyesakkan dada
merumitkan minda
terhimpun segala rasa

Sedarlah dari leka dan alpa.
Bangkitlah ke asalan jejak.
Hapuskan daki kotoran jiwa.
Ini semua sementara cuma.